Anak merupakan awal mata rantai kehidupan manusia, setiap anak tidak
bisa memilih terlahir dari keluarga seperti yang mereka inginkan. Namun yang
pasti setiap anak memiliki satu kesamaanya itu sama-sama memiliki hak dan kewajiban
terhadap orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
Untuk itu setiap tanggal 23 Juli diperingatilah sebagai Hari Anak Nasional
(HAN). Tujuannya tidak lain adalah menjadikan momentum
awal untuk selalu peduli terhadap perlindungan dan pemenuhan hak anak Indonesia
agar tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga menjadi generasi penerus
yang berkualitas, tangguh, kreatif, jujur, sehat, cerdas, berprestasi, dan berakhlak
mulia.
Makna Logo
Hari Anak Nasional 2014 : menggambarkan figure anak laki – laki dan perempuan
yang sedang bergandengan tangan merangkai symbol nasionalisme (Bendera),
intelektual (buku), cita-cita dan prestasi (Bintang).
Bermakna sebagai
generasi penerus harus memiliki nasionalisme, rasa cinta tanah air,
solidaritas, kecerdasan, cita-cita yang tinggi.
Kondisi Anak Indonesia dilihat dari beberapa perspektif :
1. Pendidikan
Menurut www.anaku.net “Anak Indonesia
memiliki hapalan yang kuat dan mengalahkan negara lain. Namun ketika harus naikke
level kognitif yang lebih tinggi seperti, understanding, applying,
analyzing, synthetizing,ternyata masih belum mampu. Padahal, jika kita melihat
pemetaan global terdapat 6 level kognisi. Syarat minimal agar anak bisa berkontribusi
dalam masyarakat ada di level 2. Sebanyak 75% anak Indonesia tidak mencapai
level 2, bahkan 50% tidak mencapai level 1. Apalagi yang level 5 dan 6 sebesar
0%.
Olehkarenanya, orangtua tak dapat lagi menyerahkan segalanya hanya
pada para pendidik. Kita perlu mengambil kendali dan terlibat penuh dalam tiap langkah
proses pendidikan anak.
Dukungan Anda akan melancarkan jalan anak menuju kesuksesan baik selama
di sekolah, maupun di masyarakat.
2.
Kondisi DuniaHiburan di Indonesia
Hilangnya industri
musikuntukanak-anak, maraknya kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak,
dinilai lantaran lemahnya pengawasan dan hukum yang berlaku untuk pelaku.Tak hanya itu,
salah satu faktor yang mempengaruhi kasus ini kerap meningkat karena kurangnya sarana hiburan untuk anak.
Khususnya lagu.
Mudah-mudahan
orang tua saat ini mampu mendidik anaknya menjadi generasi penerus yang baik. Tidak
sejarah ilmu pengetahuan saja, tapi juga akhlak dan agamanya juga harus baik.
Tidak ada terdengar lagi kabar anak diperdagangkan, dipekerjakan di jermal,
menjadi pembantu, pengemis dan gelandangan. Tak ada lagi orang tua yang
membunuh anaknya, atau meracuninya. Yang terdengar tinggal anak Indonesia yang
berprestasi, sehat, dan kreatif. Semoga Pemerintah Indonesia lebih ‘concern’
pada pendidikan yang berkualitas, murah, dan merata bagi semua penduduk
Indonesia dari Sabang - Merauke.
diperoleh dari beberapa sumber.